Minggu, 30 Desember 2012

Persepsi


A.            Pengertian  Persepsi
Persepsi memiliki banyak sekali pengertian. Secara sederhana persepsi mengandung arti cara seseorang dalam memahami sesuatu atau bagaimana ia melihat suatu objek. Persepsi juga berarti proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadaop objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Lewat persepsi lah, proses kognisi dimulai
.

Pengetian pesepsi menurut para ahli :
1.      Bimo Walgito menyatakan bahwa persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri dan keadaan di sekitarnya.
2.      Davidoff berpendapat bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian dan penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam diri individu.
3.      Bower memberikan definisi yang hampir sama dengan kedua tokoh di atas bahwa persepsi adalah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu.

Persepsi dalam arti sempit : adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu dalam arti luas : pandangan atau pengertian , yaitu bagaimana seeseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
B.     Proses persepsi
Salah satu pandangan yang dianut secara luas menyatakan bahwa psikologi, sebagai telaah ilmiah, berhubungan dengan unsur dan proses yang merupakan prantara rangsangan di luar organisme dengan tanggapan fisik organisme yang dapat diamati terhadap rangsangan. Menurut rumusan ini, yang dikenal dengan teori rangsangan-rangasangan(stimulus-respons/SR), persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan keapada manusia. Subproses psikologi lainnya yang mungkin adalah pengenalan,prasaan, dan penalaran. persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua kegiatan psikologis. Bahkan, diperlukan bagi orang yang paling sedikit terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan suatu cara menahan dampak dari rangsangan. Rasa dan nalar bukan merupakan bagian yang perlu dari setiap situasi rangsanga-tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan individu yang sadar dan  bebas terhadap satu rangsangan atau terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat tertentu dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi atau kedua-duanya.
Perpepsi, pengenalan, penalaran, dan perasaan kadang-kadang disebut variabel psikologis yang muncul di antara rangsangan dan tanggapan. Sudah tentu, ada pula cara lain untuk mengonsepsikan lapangan psikologi, namun rumus S-R dikemukakan di sini karena telah diterima secara luas oleh para psikolog dan karena unsur-unsur dasarnya mudah dipahami dan digunakanoleh ilmu sosial lainnya (Hennessy, 1981:117)
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut:
1.         Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2.         Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interprestasi juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkatagoriaan informasi yang kompleks menjadi sarjana.
3.         Interprestasi dan persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai rekasi (Depdikbud, 1985), dalam Soelaeman, 1987). Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai.
Apa yang kita hayati tidak hanya bergantung pada stimulus, tetapi juga pada proses kognitif yang merefleksikan minat, tujuan, dan harapan seseorang pada saat itu pemusatan persepsi itu disebut “perhatian”.
Perhatian mempunyai fungsi memiliki dan mengarahkan rangsangan-rangsangan yang saampai kepada kita, sehingga tidak kita terma  secara kacau. Perhatian dipengaruhi aleh beberapa faktor yang dapat dibagi atas dua golongan besar, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah faktor-faktor yang terdapat pada objek yang diamati itu sendiri, intensitas atau ukuran, kontras atau pengulangan, dan gerakan sedangkan faktor dalam adalah adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu si pengamat, yaitu mptif, kesediaan, dan harapan (Dirgagunasra, 1996: 107).
Kita dapat mengilustrasikan bagaimana persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga langka yang terlibat dalam prosesnya.tahap-tahap ini tidaklah saling terpisa bener dalam kenyatannya, ketiganya bersifat countinu, bercampur baur, dan berumpang tindih satu sama lain.
1.      Terjadinya stimulasi alat indar (sensory stimulation)
Pada tahap pertama. Alat-alat indra distimulasi (dirangsang): kita mendegarkan alat musik. Kita melihat seorang yang sudah lama tidak kita jumpai. Kita mencium parfum orang yang berdekatan dengan kita. Kiat mencicipi sepotong kue. Kiat merasakan telapak tangan berkeringat ketika kita berjabat tangan.
2.      Stimulasi terhadap alat indra diatur
Pada tahap kedua, rangsangan terhadap alat indar diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu prinsip yang  sering digunakan adalah prinsip proksimitas (proximility) atau kemiripan: orang atau pesan secara fisik mirip satu sama lain, dipersepsikan bersama-sama, atau sebagai suatu kesatuan (unity).
3.      Stimulasi alat indra ditafsirkan-dievaluasi
Langkah ketiga ini merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi dipihak penerima. Penafsiran/evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan luar, melaikan juga sangat dipengaruhi pengalaman masa lalu, kebutuhan, keinginan, sistem nilai, keyalinan tenyang yang seharusnya, keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita.
Fungsi dan sifat-sifat dunia persepsi
1.        fungsi persepsi
Penelitian tentang persepsi mencakup dua fungsi utama sistem persepsi, yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek, dan pengnalan, ,menentukan jenus objek tersebut (Artkinson et al., t.t). lokalisasi dan pengenalan dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda. penelitian persepsi juga menggurusi cara sistem perseptual mempertahankan bentuk objek tetap konstan, walaupun citra (bayangan) objek diretina. Menurut Artkonson dan kwan kawanya, untuk melokalisasi (menentukan lokasi), kita terlebih dahulu harus menyegregasikan onbjek kemudian mengorganisasikan objek menjadi keelompok.
Pengenalan suatu benda mengharuskan penggolongnya dalam katagori dan pendasaranya terutama pada  bentuk benda. Dalam stadium awal pengenalan, sistem visual menggunakan informasi diretina untuk mendeskripsikan objek dalam pengertian ciri, seperti garis dan sudut ; sel yang mendeteeksi cirii tersebut (detektor ciri) telah ditemukan di korteks visual. Dalam stadium lanjut, pengenalan, sistem mencocokkan deskripsi bentuk yang disimpan dimemori untuk ditemukan yang paling cocok.
 Sifat-sifat dunia persepsi
Pada hakikatnya dunia persepsi merupakan suatu keseluruhan.bunyi-bunyi yang saya dengar berasal darri dunia yang juga saya lihat. Meja yang saya lihat adalah sama dengan yang saya raba. Jadi, hanya ada satu dunia persepsi, namun dunia yang satu itu saya amati dengan cara berbeda.
Dunia persepsi mempunyai berbagai sifat (Verbeek, 1978). Beberapa sifat itu berlaku untuk segala yang diamati atau dipersepsi. Jadi, berlaku untuk dunia persepsi pada umumnya. Yang lain, merupakan sifat-sifat yang khas dari persepsi dengan indra tertentu.
a.       Sifat-sifat umum persepsi
1.       Dunia persepsi mempunyai sifat-sifat ruang. Objek-objek yang dipersepsi itu “meruang”, berdimensi ruang. Mengenal persepsi ruang ini mengandung persoalan-persoalan psikolosis yang penting, terutama penglihatan sifat ruang (tiga dimensi).
2.       Dunia persepsi mempunyai dimensi waktu. Dalam hal ini terdapat kestabilan yang luas. Objek-bjek persepsi kurang lebih bersifat tetap. Namun, kita juga harus mempersepsi adanya perubahan yang terjadi dalam waktu.
3.       Dunia persepsi itu berstruktur menurut berbagai objek persepsi. Di situ berbagai keseluruna yang kurang lebih berdiri sendiri menampakkan diri
4.       Dunia persepsi adalah suatu dunia yang penuh dengan arti.
5.       Mempersepsi tidaklah sama dengan mengonstatir bbenda dan kejadian tanpa makna. Yang kita persepsi selalu merupakan tanda-tanda, ekspresi-ekpsresi, benda-benda dengan fungsi, relasi-relasi yang peenuh arti, serta kejadian-kejadian.
Persepsi bukanlah suatu fungsi yang terisolasi, melainkan erat berhubungan dengan lain-lain fungsi manusia. Yang mempersepsi bukanlah hanya suatu indra yang terisolasi saja, melainkan seluruh pribadi. Oleh karna itu, apa yang kita persepsi sangat bergantung pada pengetahuan serta pengalaman, dari perasaan, keinginan dan dugaan-dugaan kita. Dengan demikian, studi mengenai persepsi juga harus menyelidiki faktor-faktor yang memegaruhi persepsi.
b.      Sifat-sifat yang khusus bagi masing-masing indra tersendiri. Diantara sifat-sifat, terdapat berbagai kelompok yang khusus bagi indra-indra.merah dan kuning termasuk kelompok yang berlainan dengan asam dan asin. Suatu keseluruhan sifat sensoris yang khas bagi suatu indra tertentu kita sebut modalitas. Warna adalah suatu modalitas yang khusus bagi mata (penglihatan), bunyi bagi telinga(pendegaran). Dalam suatu maodalitas tertentu, dapat dibedakan kwalitas-kwalitas indra.

Jadi sesuai dengan jumlah modalitas, dapat juga dibedakan seejumlah indra. Angapan  klasik membedakan lima macam indar; penglihata, pendegaran, pembau, pengcap, dan “rasa” atau pembeda. Namun, apayang disebut indra kelima ini, tidak  mengcakup keseluruhan yang homo gen dari kwalitas-kwalitas sensoris.
E. persepsi dan sensasi
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam penerimaan informasi. Sensasi, atau dalam bahasa Inggrisnya sensation, berasal dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugrahi dengan indra, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspekkesadaran yang paling sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna hijau, rasa nikmatnya coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan attau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.
Benyamin B. Wolman (1973,, dalam Rakhmat, 1994) menyebut sensasi sebagai “pengalaman” elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian ferbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indra
Sensasi sering dibedakan dari persepsi, yang melibatkan penilaiyan, inferensi, interpretasi, bias, atau prakonsep tualisasi, sehingga bisa salah sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan secara mendasar, fakta kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah hubungan dengan perasaan (tetapi bukan dengan emosi), sedangkan persepsi lebih berhubungan dengan kognisi. Sensasi sering digunakan secara sinonim dengan kesan-kesan indarawi, sense datum, sensum, dan sensibilium.
Jadi, proses sensasi dan persepsi itu berbeda. dalam ungkapan lain disebut, “sensasi iyalah penerimaan stimulis lewat alat indar, sedangkan pesepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak “ (Mahmud, 1990:41). Meslipun alat untuk menerima stiimulus itu serupa pada setiap individu, interpretasinya berbeda.
Untuk membedakan yang dimaksud sensasi dan persepsi secara lebih jelas, kita bisa membandingkan, potret sebuah pemandangan dengan lukisan pemandangan. Potret itu berupa pemandangan sebagai mana yang diterima alat indar, sedangkan lukisan pemandangan, berrgantung pada interprettasinya pelukis. Dengan kata lain, mata “menerima”, sedangkan pikiran “memersepsi”. 
Persepsi dan kognisi
Persepsi, kognisi, penalaran dan perasaan sesungguhnya berlangsung secara stimultan, dan kebanyakan dari apa yang disebut pemikiran, impian, bayangan, berkhayal, belajar, dan semacamnya merupakan kombinasi unsur-unsur persepsi, kognisi, penalaran, dan perasaan tersebut.
Secara singkat, persepsi (perception) dapat didefinisikan sebagai cara manusia menangkap rangsangan. Koggnisi (cognition) adalah carra manusia memneri arti pada rangsangan. Penalaran (reason) adalah proses sewaktu rangsangan dihubungkan dengan rangsangan lainnya pada tingkat pembentukan kegiatan psikologis. Perasaan (feeling) adalah konotasi emosional yang dihasilkan oleh rangsangan, baik sendiri maupun bersama-sama, dengan rangsangan lain pada tingkat kognitif dan perseptual.
Bayangkan operasi psikologis tersebut pada seorang petani yang tengah berjalan pulang ke rumah dari pasar tengah membawa seekor ayam, seekor rubah, dan sekarrung gandum. Ia menelusuri jjalan dan melihat sebuah sungai – yaitu sebuah energi cahaya pada medan visualnya menciptakan pada otaknya beberapa kegiatan elektrokimia yang dipelajari untuk mengenal sungai. Namun, dia juga meengetahui bahhwa sungai itu besar – yaitu rangsangan diklasifikasikan serta dipersepsikan, dan kognisi terjadi sebagai gagasan sebagai sungai yang besar, yang memberikan arti bagi si petani. Pada tingkat tersebut, si petani mempunyai suatu masalah dan perlu menggunakan penalaran.
Dalam proses kognisi, manusia sering kali menggunakan jalan pintas (heuristics) untuk sampai pada suatu kesimpulan atau atribusi (Sarwono, 1997). Jalan pintas itu, menurut sarwono, digunakan untuk mempercepat proses dan menghemat energi. Dengan kata lain heuristics dalam mentaldigunakan demi efisiensi.
Teori psikologi kognitif itu sendiri, dari pandagan psikologi gestalt di Jerman. Mereka berpendapat bahwa dalam mempersepsikan lingkunganya, manusia tidak sekedar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari pengindraan itu diatur, saling dihubungkan, dan diorganisasikan untuk diberi makna, selanjutnya dijadikan awal sebuah perilaku.
1.       Hukum-hukum gestalt
Psikologi Gestalt telah menyelidiki berbagai faktor atau relasi yang biasanya merupakan syarat-syarat untuk persepsi sesuatu totalitas atau keseluruhan. Maka disusunlah sejumlah  hukum Gestalt. Jadi, hukum-hukum Gestalt ini menentukan menurut asas-asas atau pola-pola manakah suatu Gestalt terjadi dalam suatu medan persepsi
a.       Hukum kedekatan
b.      Hukum kesamaan (similitas)
c.       Hukum garis tertutup
d.      Hukum kontinuitas (kelangsungan)
e.      Hukum gerak bersama
4.Ilusi
Dalam psikologi, ilusi berarti kesalahan persepsi jika kita melihat sebuah sendok yang akan dimasukkan ke dalam gelas berisi air putih, kita akan melihat seakan-akan sendok itu patah, padahal tidak demikian. Kemudian, apabila kita melihat rel kereta api, seakan-akan kedua rel bertemu pada satu titik di cakrawala, padahal tidak.

Indar kita bisa ditipu dengan berbagai cara; dan tipuan itu meluas ke alat indar. Namun, dalam eksperimen-eksperimen psikologi, ilusi visuallah yang paling banyak memperoleh perhatian. Ilusi yang paling terkenal iayalah ilusi Muller-Lyer.
Para ahli psikologi sering kali menyebut adanya berbagaii macam ilusi, antara lain:
a.       Ilusi ruang
b.      Ilusi Distorsi
c.       Ilusi arah
d.      Ilusi dalam gambar hidup
Perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a.       Perhatian; kita biasanya menangkap seluruh rangsangan yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian kita pada suatuu abjek saja.
b.      Set; adalah harapan seseorang mengenai rangsangan yang akan timbul.
c.       Kebutuhan; kebutuhan-kebutuhan seaat maupun yang menetap pada diri seseorang memegaruhi persepsi orang tersebut. Kebutuhan yang berbeda menyebabkan pula persepsinya.
e.      Sistem nilai; sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat bergantung pula pada persepsinya.
f.        Ciri kepribadian; ciri kepribadian akan mempengaruhi persepsi. Misalnya, X dan Y bekerja si suatu kantor yang sama di bawah pengawasan satu orang atasan. X yang pemalu dan penakut memersepsikan atasannya sebagia tokoh yang menakutkan dan perlu di jauhi.
g.       Gangguan jiwa; gangguan jiwa  dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dari ilusi halusinasi bersifat indifidual. Jadi hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan. Penderita skizofrenia, misalnya, dapat melihat atau mendegar hal-hal yang tidak bisa dilihat atau didengar oleh orang lain. Atau ia bisa melihat sesuatubbenda jauh berbeda dari bentuk yang asli; misalnya melihat gundukan tanah sebagai harimau yang hendak menerkamnya.












1 komentar:

  1. salah satu referensi psikologi hukum ---> http://muhammadsarifnur.blogspot.co.id/2016/06/hukum-sebagai-persepsi.html

    BalasHapus