Selasa, 18 Desember 2012

Perkembangan kemampuan kognitif



Perkembangan intelektual pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsep yang dimiliki dan tindakan kognitif seseorang, oleh karenanya perkembangan kognitif seringkali menjadi sinonim dengan perkembangan intelektual.

Menurut Piaget (dalam Papalia, Diane, & Olds, 1989), kognitif adalah suatu pikiran yang dapat menyusun aktivitas dan dapat melakukan adaptasi terhadap lingkungan. Dimana dalam perkembanganya terdapat unsur-unsur dalam perkembangan kognitif.
Cognitive ability mencakup 3 unsur yaitu :
1.      The ability to deal with abstraction
Kemampuan menghadapi masalah abstrak seperti gagasan, simbol, hubungan, konsep, prinsip.
2.      The ability to solve problems
Menangani situasi baru, tidak sekedar membuat respon terlatih terhadap situasi yang sudah dikenal (familiar).
3.      The ability to learn
Terutama memahami dan menggunakan simbol-simbol abstrak seperti simbol verbal dan lain-lain (Gage & Berliner, 1998)
Dalam teorinya Piaget membagi tingkatan-tingkatan perkembangan
Tingkat sensori motoris; bayi usia 0 – 2 tahun
Tingkat praoperasional; bayi usia 2 -7 tahun
Tingkat operasional kongkrit; anak usia  7 – 11 tahun
Tingkat operasional formal; anak usia 11 < tahun

Perkembangan Kognitif anak 0 – 2 tahun
Anak memahami lingkungan dengan menggunakan penginderaan (sensori) dan berbagai macam gerakan (motorik). Karena keterbatasan dirinya dalam menjelajah, interaksi dengan lingkungan semata-mata hanya terbatas pada respon sensorimotorik, serta terikat pada ruang dan waktu.

Intelegensi anak pada saat ini masih bersifat primitif. Anak  memenuhi rasa ingin tahunya dengan mempelajari lingkungan secara praktis, sebagai contoh : anak mengenal benda dengan cara melihat, meraba, menyentuh, mengenggam, memegang, memasukkan ke mulut, menjilat, menggigit, membuang atau melemparkannya. Perkembangan kognitif atau tingkah laku intelektual tampak dalam bentuk aktivitas motorik anak sebagai reaksi stimulasi sensoriknya.

Anak-anak pada tahap ini bersifat egosentrik, benda-benda yang dianggap ada terbatas pada benda-benda yang dilihat saja, dan oleh karenanya dunia psikologik mereka masih terbatas pada dunia fisik.

Menjelang akhir tahap ini, anak mulai mengembangkan konsep tentang permanensi objek; dengan kata lain anak mulai menyadari bahwa sesuatu objek akan tetap ada sekalipun hilang dari pandangan mereka.

Dalam hal perkembangan persepsi, bayi baru lahir lebih menyukai benda-benda seperti yang tiga dimensi daripada yang datar, lebih menyukai benda bergerak daripada diam, lebih suka memandang bentuk yang mirip wajah daripada bentuk lain sehingga dapat disimpulkan bahwa bayi dilahirkan dengan membawa daya pilih.

Perkembangan Kognitif Anak usia 2 – 7 tahun

Pada usia ini perkembangan anak berada pada tahap pra oprasiaonal. Dimana anak itu menjadi seorang peniru yang baik, walaupun dalam tingkat egosentrisme yang tinggi. Misalnya ketika dia  bermain meniru, perkerjaan seseorang, dia akan meniru sebaik mungkin dengan apa yang selama ini dia lihat. Perkembangan inteletual dan kognitif merupakan salah satu perkembangan yang ditemukan pada proses pendidikan anak usia dini. Dalam proses pembelajaran seringkali anak dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan. Kegiatan itu mungkin dilakukan anak secara fisik, seperti mengamati penampilan obyek yang berupa wujud atau karakteristik dari obyek tersebut.

Tetapi lebih lanjut anak dituntut untuk menanggapinya secara mental melalui kemampuan berfikir, khususnya mengenai konsep, kaidah atau prinsip atas obyek masalah dan pemecahannya. Ini berarti aktivitas dalam belajar tidak hanya menyangkut masalah fisik semata, tetapi yang lebih penting adalah keterlibatannya secara mental yaitu aspek kognitif yang berhubungan dengan fungsi intelektual.

Perkembangan kognitif menjadi sangat penting manakala anak akan dihadapkan kepada persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan berfikir. Masalah ini sering menjadi pertimbangan mendasar di dalam membelajarkan mereka, khususnya yang menyangkut isi atau kurikulum yang akan dipelajarinya.

Perkembangan Kognitif Anak usia 7 - 10 tahun

Pada usia ini anak memasuki pada tingkat oprasional kongkrit, terlihat dari ketika anak mempratekan segala sesuatu yang dipelajarinya dari usia-usia sebelumnya, dan mulai bermain dengan aturan-aturan yang di telah ditetapkan. Tingkat egosentris pada usia ini mulai berkurang. Usia ini adalah usia sekolah dasar

Perkembangan kognitif remaja

Selama periode ini, proses pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem syaraf yang berfungsi memproses informasi berkembang dengan cepat. Di samping itu, pada masa remaja ini juga terjadi reorganisasi lingkaran syaraf prontal lobe (belahan otak bagian depan samapai pada belahan atau celah sntral). Prontal lobe ini berfungsi dalam aktivitas kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis atau kemampuan mengambil keputusan. Perkembangan prontal lobe tersebut sangat berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja, sehingga mereka mengembangkan kemampuan penalaran yang memberikan suatu tingkat pertimbangan moral dan kesadaran  social yang baru. Di samping itu, sebagai anak muda yang telah memiliki kemampuan memahami pemikirannya sendiri dan pemikiran orang lain, remaja mulai membayangkan apa yang dipikirkan oleh orang tentang dirinya.Ketika kemampuan kognitif mereka mencapai kematangan, kebanyakan anak remaja mulai memikirkan tentang apa yang diharapkan dan melakukan kritik terhadap masyarakat mereka, orang tua mereka dan bahkan terhadap kekurangan diri mereka sendiri. Kemudian, dengan kekuatan baru dalam penalaran yang dimilikinya, menjadikan remaja mampu membuat pertimbangan dan melakukan perdebatan sekitar topic-topik abstrak tentang manusia, kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan keadilan. Kalau pada awal anak-anak (ketika mereka baru memiliki kemampuan berpikir simbolik) Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada di awan, maka pada masa remaja mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan dan eksistensi.


Perkembangan Kognitif  dewasa awal

Perkembangan kognitif yang terjadi pada masa ini, itu lebih kepada emosional. Perkembangan emosional pada masa ini sudah lebih stabil dari pada masa remaja. Selain itu pada masa ini sebagai tahapan mencari prestasi, yang berkaitan dengan perencanaan masa depan (karir dan perolehan pengetahuan) dan juga tahap tanggung jawab.
Perkembangan emosi, sosial dan moral pada masa dewasa awal sangat berkaitan dengan perubahan dari masa sebelumnya, yaitu masa remaja.
Fokus pada minat, membuat dia terdorong untuk melakukan atau mengejar suatu tujuan. Kondisi yang mempengaruhi perubahan minat : perubahan kondisi kesehatan, perubahan status sosek, perubahan pola kehidupan, perubahan nilai, perubahan peran seks, perubahan status pernikahan, menjadi orang tua, tekanan budaya dan lingkungan.

Perkembangan kognitif orang dewasa akhir
Salah satu pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam studi tentang perkembangan rentang hidup manusia adalah kemampuan kognitif orang dewasa, seperti memori, kreativitas, intelegensi, dan kemampuan belajar, paralelel dengan penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar, memori, dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus bertambahnya usia.
Kecepatan dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Selain itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara pelan-pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir, namun factor individual differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney (1986) menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan masalah mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang abstrak atau sederhana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar