Alfred Binet
Alfred Binet (1857-1911) seorang ahli psikologi
mengatakan bahwa Inteligensi bersifat monogenetik, yaitu perkembangan dari satu
faktor satuan ke faktor umum.
Menururt Binet, Inteligensi merupakan sisi tunggal
dari karakteristik-karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses
kematangan seseorang. Binet
menggambarkan Inteligensi sebagai sesuatu yang fungsional sehingga memungkinkan
orang lain untuk mengamati dan menilai tingkat perkembangan individu berdasarkan
suatu kriteria terentu. Jadi untuk melihat apakah seseorang cukup Inteligen
atau tidak, dapat diamati dari cara dan kematangannya untuuk menggubah arah
tindakannya itu apabila perlu.
Edward Lee Thorndike
Thorndike adalah bapak psikologi pendidikan yang juga
tokoh aliran psikologi fungsioalisme. Pada dasrnya teori Thorndikemenyatakan
bahwa Inteligensi terdiri atas berbgai kemampuan spesifik yang ditampakkan
dalam wujud perilaku intelegen.
Formulasi teori Thorndike didasari oleh bukti-bukti
riset. Ia mengklasifikasikan Inteligensi kedalam tiga bentuk kemampuan:
1. Kemampuan
Abstraksi, yaitui suatu kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan gagasan atau
simbol-simbol.
2. Kemampuan
Mekanik, yaitu suatu kemampuan untuk bekerja dengan menggunakan alat-alat mekanis
dan kemmampuan untuk melakukan pekerjaan
yang memerlukan aktivitas indra gerak
3. Kemampuan
Sosial, yaitu kemampuan untuk meng hadapi orang lain di sekitar diri sendiri
dengan cara-cara yang efektif
Thorndike percaya bahwa tingkat Inteligensi
tergantung pada banyaknya neural connection atau ikatan syaraf antara rangkaian
stimulus dan respon dikarnakan adanya pengguatan (reinforcement) yang dialami
seseorang. Orang yang telah banyak memiliki banyak ikatan pada bidang
Inteligensi mekanik akan meningkat kecakapan pada bidang tersebut dan
begitujuga pada bidang yang lainnya.
Jean Piaget
Teori jean piaget adalah teori Inteligensi yang
menekankan pada aspek perkembangan kognitif, tidak merupakan aspek teori yang
mengenai struktur Inteligensi semata.
Piaget tidak melihat Inteligensi sebagai sesuatu yang
dapat didefinisikan oleh banyaknya
jawaban yang benar pada suatu tes akan tetapi ia menyimpulkan dalam prinsip
teorinya bahwa daya fikir atau kekuatan mental anak yang berbeda usia akan
berbeda pula secara kualitatif. Oleh karna itu, masalah utama dalam pembahasan Inteligensi adalah masalah cara mengungkapkan
berbagai metode berfikir yang digunakan oleh anak-anak dari berbagai tingkatan
usia.
Jadi pada dasarnya, piaget lebih melihat Inteligensi
pada aspek isi, struktur, dan fungsinya.
Dalam menjelaskan Inteligensi sesuai dengan aspek isi, struktur, dan
fungsi tersebut piget mengkaikannya
dengan periodisasi perkembangan biologis anak. Periodisasi ini olehnya dibagi
atas periode perkembangan :
1. Tingkat
sensori motoris : bayi usia 0 – 2,0
2. Tingkat
preoperasional : bayi akhir usia 2,0 –
7,0
3. Tingkat
operasi kongkrit : anak usia 7,0 – 11, 0
4. Tingkat
operasional konkrit : anak usiaa remaja 11,0
Referensi: buku Psikologi Intelegensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar