Perkembangan
intelektual pada dasarnya berhubungan dengan konsep-konsep yang dimiliki dan
tindakan kognitif seseorang, oleh karenanya perkembangan kognitif seringkali
menjadi sinonim dengan perkembangan intelektual.
Menurut Piaget (dalam Papalia, Diane, & Olds, 1989),
kognitif adalah suatu pikiran yang dapat menyusun aktivitas dan dapat melakukan
adaptasi terhadap lingkungan. Dimana dalam perkembanganya terdapat unsur-unsur
dalam perkembangan kognitif.
Cognitive ability mencakup 3
unsur yaitu :
1.
The ability to deal with abstraction
Kemampuan menghadapi masalah abstrak seperti gagasan, simbol, hubungan,
konsep, prinsip.
2.
The ability to solve problems
Menangani situasi baru, tidak sekedar membuat respon terlatih terhadap
situasi yang sudah dikenal (familiar).
3.
The ability to learn
Terutama memahami dan menggunakan simbol-simbol abstrak seperti simbol
verbal dan lain-lain (Gage & Berliner, 1998)
Dalam teorinya Piaget membagi tingkatan-tingkatan perkembangan
Tingkat sensori motoris; bayi usia 0 – 2 tahun
Tingkat praoperasional; bayi usia 2 -7 tahun
Tingkat operasional kongkrit; anak usia
7 – 11 tahun
Tingkat operasional formal; anak usia 11 < tahun
Perkembangan Kognitif anak 0 – 2 tahun
Anak
memahami lingkungan dengan menggunakan penginderaan (sensori) dan berbagai
macam gerakan (motorik). Karena keterbatasan dirinya dalam menjelajah,
interaksi dengan lingkungan semata-mata hanya terbatas pada respon
sensorimotorik, serta terikat pada ruang dan waktu.
Intelegensi
anak pada saat ini masih bersifat primitif. Anak memenuhi rasa ingin tahunya dengan
mempelajari lingkungan secara praktis, sebagai contoh : anak mengenal benda
dengan cara melihat, meraba, menyentuh, mengenggam, memegang, memasukkan ke
mulut, menjilat, menggigit, membuang atau melemparkannya. Perkembangan kognitif
atau tingkah laku intelektual tampak dalam bentuk aktivitas motorik anak
sebagai reaksi stimulasi sensoriknya.
Anak-anak
pada tahap ini bersifat egosentrik, benda-benda yang dianggap ada terbatas pada
benda-benda yang dilihat saja, dan oleh karenanya dunia psikologik mereka masih
terbatas pada dunia fisik.
Menjelang
akhir tahap ini, anak mulai mengembangkan konsep tentang permanensi objek;
dengan kata lain anak mulai menyadari bahwa sesuatu objek akan tetap ada
sekalipun hilang dari pandangan mereka.
Dalam hal perkembangan persepsi, bayi
baru lahir lebih menyukai benda-benda seperti yang tiga dimensi daripada yang
datar, lebih menyukai benda bergerak daripada diam, lebih suka memandang bentuk
yang mirip wajah daripada bentuk lain sehingga dapat disimpulkan bahwa bayi
dilahirkan dengan membawa daya pilih.
Perkembangan Kognitif Anak usia 2 – 7 tahun
Pada
usia ini perkembangan anak berada pada tahap pra oprasiaonal. Dimana anak itu
menjadi seorang peniru yang baik, walaupun dalam tingkat egosentrisme yang
tinggi. Misalnya ketika dia bermain
meniru, perkerjaan seseorang, dia akan meniru sebaik mungkin dengan apa yang
selama ini dia lihat. Perkembangan
inteletual dan kognitif merupakan salah satu perkembangan yang ditemukan
pada proses pendidikan anak usia dini. Dalam proses pembelajaran seringkali anak dihadapkan kepada
persoalan-persoalan yang menuntut adanya pemecahan. Kegiatan itu mungkin
dilakukan anak secara fisik, seperti mengamati penampilan obyek yang
berupa wujud atau karakteristik dari obyek tersebut.
Tetapi lebih
lanjut anak dituntut untuk menanggapinya secara mental melalui kemampuan
berfikir, khususnya mengenai konsep, kaidah atau prinsip atas obyek masalah
dan pemecahannya. Ini berarti aktivitas dalam belajar tidak hanya
menyangkut masalah fisik semata, tetapi yang lebih penting adalah
keterlibatannya secara mental yaitu aspek kognitif yang berhubungan dengan
fungsi intelektual.
Perkembangan
kognitif menjadi sangat penting manakala anak akan dihadapkan kepada
persoalan-persoalan yang menuntut kemampuan berfikir. Masalah ini sering
menjadi pertimbangan mendasar di dalam membelajarkan mereka, khususnya yang
menyangkut isi atau kurikulum yang akan dipelajarinya.
Perkembangan Kognitif Anak usia 7 - 10 tahun
Pada usia ini anak memasuki pada
tingkat oprasional kongkrit, terlihat dari ketika anak mempratekan segala
sesuatu yang dipelajarinya dari usia-usia sebelumnya, dan mulai bermain dengan
aturan-aturan yang di telah ditetapkan. Tingkat egosentris pada usia ini mulai
berkurang. Usia ini adalah usia sekolah dasar
Perkembangan kognitif remaja
Selama periode ini, proses
pertumbuhan otak mencapai kesempurnaan. Sistem syaraf yang berfungsi memproses
informasi berkembang dengan cepat. Di samping itu, pada masa remaja ini juga terjadi
reorganisasi lingkaran syaraf prontal lobe (belahan otak bagian depan samapai
pada belahan atau celah sntral). Prontal lobe ini berfungsi dalam aktivitas
kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan merumuskan perencanaan strategis
atau kemampuan mengambil keputusan. Perkembangan prontal lobe tersebut sangat
berpengaruh terhadap kemampuan kognitif remaja, sehingga mereka mengembangkan
kemampuan penalaran yang memberikan suatu tingkat pertimbangan moral dan
kesadaran social yang baru. Di samping itu, sebagai anak muda yang telah
memiliki kemampuan memahami pemikirannya sendiri dan pemikiran orang lain,
remaja mulai membayangkan apa yang dipikirkan oleh orang tentang dirinya.Ketika
kemampuan kognitif mereka mencapai kematangan, kebanyakan anak remaja mulai
memikirkan tentang apa yang diharapkan dan melakukan kritik terhadap masyarakat
mereka, orang tua mereka dan bahkan terhadap kekurangan diri mereka sendiri.
Kemudian, dengan kekuatan baru dalam penalaran yang dimilikinya, menjadikan
remaja mampu membuat pertimbangan dan melakukan perdebatan sekitar topic-topik
abstrak tentang manusia, kebaikan dan kejahatan, kebenaran dan keadilan. Kalau
pada awal anak-anak (ketika mereka baru memiliki kemampuan berpikir simbolik)
Tuhan dibayangkan sebagai person yang berada di awan, maka pada masa remaja
mereka mungkin berusaha mencari sebuah konsep yang lebih mendalam tentang Tuhan
dan eksistensi.
Perkembangan Kognitif dewasa
awal
Perkembangan
kognitif yang terjadi pada masa ini, itu lebih kepada emosional. Perkembangan
emosional pada masa ini sudah lebih stabil dari pada masa remaja. Selain itu
pada masa ini sebagai tahapan mencari prestasi, yang berkaitan dengan
perencanaan masa depan (karir dan perolehan pengetahuan) dan juga tahap
tanggung jawab.
Perkembangan
emosi, sosial dan moral pada masa dewasa awal sangat berkaitan dengan perubahan
dari masa sebelumnya, yaitu masa remaja.
Fokus pada minat,
membuat dia terdorong untuk melakukan atau mengejar suatu tujuan. Kondisi yang
mempengaruhi perubahan minat : perubahan kondisi kesehatan, perubahan status
sosek, perubahan pola kehidupan, perubahan nilai, perubahan peran seks,
perubahan status pernikahan, menjadi orang tua, tekanan budaya dan lingkungan.
Perkembangan
kognitif orang dewasa akhir
Salah satu
pertanyaan yang paling banyak menimbulkan kontroversial dalam studi tentang
perkembangan rentang hidup manusia adalah kemampuan
kognitif orang dewasa, seperti
memori, kreativitas, intelegensi, dan kemampuan belajar, paralelel dengan
penurunan kemampuan fisik. Pada umumnya orang percaya bahwa proses belajar,
memori, dan intelegensi mengalami kemerosotan bersamaan dengan terus
bertambahnya usia.
Kecepatan
dalam memproses informasi mengalami penurunan pada masa dewasa akhir. Selain
itu, orang-orang dewasa lanjut kurang mampu mengeluarkan kembali informasi yang
telah disimpan dalam ingatannya. Kecepatan memproses informasi secara
pelan-pelan memang akan mengalami penurunan pada masa dewasa akhir, namun
factor individual
differences juga berperan dalam hal ini. Nancy Denney (1986)
menyatakan bahwa kebanyakan tes kemampuan mengingat dan memecahkan masalah
mengukur bagaimana orang-orang dewasa lanjut melakukan aktivitas-aktivitas yang
abstrak atau sederhana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar