A.
Pengertian Persepsi
Persepsi memiliki
banyak sekali pengertian. Secara sederhana persepsi mengandung arti cara
seseorang dalam memahami sesuatu atau bagaimana ia melihat suatu objek.
Persepsi juga berarti proses pemahaman atau pemberian makna atas suatu informasi
terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadaop objek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh
otak. Lewat persepsi lah, proses kognisi dimulai
.
Pengetian
pesepsi menurut para ahli :
1. Bimo
Walgito menyatakan bahwa persepsi merupakan proses yang terjadi di dalam diri
individu yang dimulai dengan diterimanya rangsang, sampai rangsang itu disadari
dan dimengerti oleh individu sehingga individu dapat mengenali dirinya sendiri
dan keadaan di sekitarnya.
2. Davidoff
berpendapat bahwa persepsi merupakan proses pengorganisasian dan
penginterpretasian terhadap stimulus oleh organisme atau individu sehingga
didapat sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam
diri individu.
3. Bower
memberikan definisi yang hampir sama dengan kedua tokoh di atas bahwa persepsi
adalah interpretasi tentang apa yang diinderakan atau dirasakan individu.
Persepsi
dalam arti sempit : adalah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat
sesuatu dalam arti luas : pandangan atau pengertian , yaitu bagaimana
seeseorang memandang atau mengartikan sesuatu.
B. Proses
persepsi
Salah satu pandangan yang dianut
secara luas menyatakan bahwa psikologi, sebagai telaah ilmiah, berhubungan
dengan unsur dan proses yang merupakan prantara rangsangan di luar organisme
dengan tanggapan fisik organisme yang dapat diamati terhadap rangsangan.
Menurut rumusan ini, yang dikenal dengan teori
rangsangan-rangasangan(stimulus-respons/SR), persepsi merupakan bagian dari
keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan diterapkan
keapada manusia. Subproses psikologi lainnya yang mungkin adalah
pengenalan,prasaan, dan penalaran. persepsi dan kognisi diperlukan dalam semua
kegiatan psikologis. Bahkan, diperlukan bagi orang yang paling sedikit
terpengaruh atau sadar akan adanya rangsangan menerima dan dengan suatu cara
menahan dampak dari rangsangan. Rasa dan nalar bukan merupakan bagian yang
perlu dari setiap situasi rangsanga-tanggapan, sekalipun kebanyakan tanggapan
individu yang sadar dan bebas terhadap
satu rangsangan atau terhadap satu bidang rangsangan sampai tingkat tertentu
dianggap dipengaruhi oleh akal atau emosi atau kedua-duanya.
Perpepsi,
pengenalan, penalaran, dan perasaan kadang-kadang disebut variabel psikologis
yang muncul di antara rangsangan dan tanggapan. Sudah tentu, ada pula cara lain
untuk mengonsepsikan lapangan psikologi, namun rumus S-R dikemukakan di sini
karena telah diterima secara luas oleh para psikolog dan karena unsur-unsur
dasarnya mudah dipahami dan digunakanoleh ilmu sosial lainnya (Hennessy,
1981:117)
Dari segi psikologi dikatakan bahwa
tingkah laku seseorang merupakan fungsi dari cara dia memandang. Dalam proses
persepsi, terdapat tiga komponan utama berikut:
1.
Seleksi adalah proses
penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya
dapat banyak atau sedikit.
2.
Interprestasi, yaitu
proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang.
Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman masa lalu,
sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interprestasi
juga bergantung pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkatagoriaan
informasi yang kompleks menjadi sarjana.
3.
Interprestasi dan
persepsi kemudian ditrjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai rekasi
(Depdikbud, 1985), dalam Soelaeman, 1987). Jadi, proses persepsi adalah
melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan terhadap informasi yang
sampai.
Apa
yang kita hayati tidak hanya bergantung pada stimulus, tetapi juga pada proses
kognitif yang merefleksikan minat, tujuan, dan harapan seseorang pada saat itu
pemusatan persepsi itu disebut “perhatian”.
Perhatian
mempunyai fungsi memiliki dan mengarahkan rangsangan-rangsangan yang saampai
kepada kita, sehingga tidak kita terma
secara kacau. Perhatian dipengaruhi aleh beberapa faktor yang dapat
dibagi atas dua golongan besar, yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar
adalah faktor-faktor yang terdapat pada objek yang diamati itu sendiri,
intensitas atau ukuran, kontras atau pengulangan, dan gerakan sedangkan faktor
dalam adalah adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu si
pengamat, yaitu mptif, kesediaan, dan harapan (Dirgagunasra, 1996: 107).
Kita dapat mengilustrasikan
bagaimana persepsi bekerja dengan menjelaskan tiga langka yang terlibat dalam
prosesnya.tahap-tahap ini tidaklah saling terpisa bener dalam kenyatannya,
ketiganya bersifat countinu, bercampur baur, dan berumpang tindih satu sama
lain.
1. Terjadinya
stimulasi alat indar (sensory stimulation)
Pada
tahap pertama. Alat-alat indra distimulasi (dirangsang): kita mendegarkan alat
musik. Kita melihat seorang yang sudah lama tidak kita jumpai. Kita mencium
parfum orang yang berdekatan dengan kita. Kiat mencicipi sepotong kue. Kiat
merasakan telapak tangan berkeringat ketika kita berjabat tangan.
2. Stimulasi
terhadap alat indra diatur
Pada
tahap kedua, rangsangan terhadap alat indar diatur menurut berbagai prinsip.
Salah satu prinsip yang sering digunakan
adalah prinsip proksimitas (proximility) atau kemiripan: orang atau pesan
secara fisik mirip satu sama lain, dipersepsikan bersama-sama, atau sebagai
suatu kesatuan (unity).
3. Stimulasi
alat indra ditafsirkan-dievaluasi
Langkah
ketiga ini merupakan proses subjektif yang melibatkan evaluasi dipihak
penerima. Penafsiran/evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan
luar, melaikan juga sangat dipengaruhi pengalaman masa lalu, kebutuhan,
keinginan, sistem nilai, keyalinan tenyang yang seharusnya, keadaan fisik dan
emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada kita.
Fungsi dan sifat-sifat dunia persepsi
1.
fungsi persepsi
Penelitian tentang persepsi mencakup dua fungsi utama sistem persepsi,
yaitu lokalisasi atau menentukan letak suatu objek, dan pengnalan, ,menentukan
jenus objek tersebut (Artkinson et al., t.t). lokalisasi dan pengenalan
dilakukan oleh daerah korteks yang berbeda. penelitian persepsi juga menggurusi
cara sistem perseptual mempertahankan bentuk objek tetap konstan, walaupun
citra (bayangan) objek diretina. Menurut Artkonson dan kwan kawanya, untuk
melokalisasi (menentukan lokasi), kita terlebih dahulu harus menyegregasikan
onbjek kemudian mengorganisasikan objek menjadi keelompok.
Pengenalan suatu benda mengharuskan penggolongnya dalam katagori dan
pendasaranya terutama pada bentuk benda.
Dalam stadium awal pengenalan, sistem visual menggunakan informasi diretina
untuk mendeskripsikan objek dalam pengertian ciri, seperti garis dan sudut ;
sel yang mendeteeksi cirii tersebut (detektor ciri) telah ditemukan di korteks
visual. Dalam stadium lanjut, pengenalan, sistem mencocokkan deskripsi bentuk
yang disimpan dimemori untuk ditemukan yang paling cocok.
Sifat-sifat dunia persepsi
Pada hakikatnya dunia persepsi merupakan suatu
keseluruhan.bunyi-bunyi yang saya dengar berasal darri dunia yang juga saya
lihat. Meja yang saya lihat adalah sama dengan yang saya raba. Jadi, hanya ada
satu dunia persepsi, namun dunia yang satu itu saya amati dengan cara berbeda.
Dunia persepsi mempunyai berbagai sifat (Verbeek, 1978).
Beberapa sifat itu berlaku untuk segala yang diamati atau dipersepsi. Jadi,
berlaku untuk dunia persepsi pada umumnya. Yang lain, merupakan sifat-sifat
yang khas dari persepsi dengan indra tertentu.
a.
Sifat-sifat umum persepsi
1.
Dunia persepsi mempunyai
sifat-sifat ruang. Objek-objek yang dipersepsi itu “meruang”, berdimensi ruang.
Mengenal persepsi ruang ini mengandung persoalan-persoalan psikolosis yang
penting, terutama penglihatan sifat ruang (tiga dimensi).
2.
Dunia persepsi mempunyai dimensi
waktu. Dalam hal ini terdapat kestabilan yang luas. Objek-bjek persepsi kurang
lebih bersifat tetap. Namun, kita juga harus mempersepsi adanya perubahan yang
terjadi dalam waktu.
3.
Dunia persepsi itu berstruktur
menurut berbagai objek persepsi. Di situ berbagai keseluruna yang kurang lebih
berdiri sendiri menampakkan diri
4.
Dunia persepsi adalah suatu dunia
yang penuh dengan arti.
5.
Mempersepsi tidaklah sama dengan
mengonstatir bbenda dan kejadian tanpa makna. Yang kita persepsi selalu
merupakan tanda-tanda, ekspresi-ekpsresi, benda-benda dengan fungsi,
relasi-relasi yang peenuh arti, serta kejadian-kejadian.
Persepsi bukanlah suatu fungsi yang terisolasi, melainkan
erat berhubungan dengan lain-lain fungsi manusia. Yang mempersepsi bukanlah
hanya suatu indra yang terisolasi saja, melainkan seluruh pribadi. Oleh karna
itu, apa yang kita persepsi sangat bergantung pada pengetahuan serta
pengalaman, dari perasaan, keinginan dan dugaan-dugaan kita. Dengan demikian,
studi mengenai persepsi juga harus menyelidiki faktor-faktor yang memegaruhi
persepsi.
b.
Sifat-sifat yang khusus bagi
masing-masing indra tersendiri. Diantara sifat-sifat, terdapat berbagai
kelompok yang khusus bagi indra-indra.merah dan kuning termasuk kelompok yang
berlainan dengan asam dan asin. Suatu keseluruhan sifat sensoris yang khas bagi
suatu indra tertentu kita sebut modalitas. Warna adalah suatu modalitas yang
khusus bagi mata (penglihatan), bunyi bagi telinga(pendegaran). Dalam suatu maodalitas
tertentu, dapat dibedakan kwalitas-kwalitas indra.
Jadi
sesuai dengan jumlah modalitas, dapat juga dibedakan seejumlah indra.
Angapan klasik membedakan lima macam
indar; penglihata, pendegaran, pembau, pengcap, dan “rasa” atau pembeda. Namun,
apayang disebut indra kelima ini, tidak
mengcakup keseluruhan yang homo gen dari kwalitas-kwalitas sensoris.
E. persepsi dan sensasi
Sensasi pada dasarnya merupakan tahap awal dalam
penerimaan informasi. Sensasi, atau dalam bahasa Inggrisnya sensation, berasal
dari kata latin, sensatus, yang artinya dianugrahi dengan indra, atau intelek.
Secara lebih luas, sensasi dapat diartikan sebagai aspekkesadaran yang paling
sederhana yang dihasilkan oleh indra kita, seperti temperatur tinggi, warna
hijau, rasa nikmatnya coklat. Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan attau
objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.
Benyamin B. Wolman (1973,, dalam Rakhmat, 1994) menyebut
sensasi sebagai “pengalaman” elementer yang segera, yang tidak memerlukan
penguraian ferbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan
dengan kegiatan alat indra
Sensasi sering dibedakan dari persepsi, yang melibatkan
penilaiyan, inferensi, interpretasi, bias, atau prakonsep tualisasi, sehingga
bisa salah sensasi dipandang sebagai pasti, ditentukan secara mendasar, fakta
kasar. Menurut beberapa pendapat, sensasi lebih berkonotasi pada sebuah
hubungan dengan perasaan (tetapi bukan dengan emosi), sedangkan persepsi lebih
berhubungan dengan kognisi. Sensasi sering digunakan secara sinonim dengan
kesan-kesan indarawi, sense datum, sensum, dan sensibilium.
Jadi, proses sensasi dan persepsi itu berbeda. dalam
ungkapan lain disebut, “sensasi iyalah penerimaan stimulis lewat alat indar,
sedangkan pesepsi adalah menafsirkan stimulus yang telah ada didalam otak “
(Mahmud, 1990:41). Meslipun alat untuk menerima stiimulus itu serupa pada
setiap individu, interpretasinya berbeda.
Untuk membedakan yang dimaksud sensasi dan persepsi
secara lebih jelas, kita bisa membandingkan, potret sebuah pemandangan dengan
lukisan pemandangan. Potret itu berupa pemandangan sebagai mana yang diterima
alat indar, sedangkan lukisan pemandangan, berrgantung pada interprettasinya
pelukis. Dengan kata lain, mata “menerima”, sedangkan pikiran “memersepsi”.
Persepsi dan kognisi
Persepsi, kognisi, penalaran dan perasaan sesungguhnya berlangsung
secara stimultan, dan kebanyakan dari apa yang disebut pemikiran, impian,
bayangan, berkhayal, belajar, dan semacamnya merupakan kombinasi unsur-unsur
persepsi, kognisi, penalaran, dan perasaan tersebut.
Secara singkat, persepsi (perception) dapat didefinisikan sebagai cara
manusia menangkap rangsangan. Koggnisi (cognition) adalah carra manusia memneri
arti pada rangsangan. Penalaran (reason) adalah proses sewaktu rangsangan
dihubungkan dengan rangsangan lainnya pada tingkat pembentukan kegiatan
psikologis. Perasaan (feeling) adalah konotasi emosional yang dihasilkan oleh
rangsangan, baik sendiri maupun bersama-sama, dengan rangsangan lain pada
tingkat kognitif dan perseptual.
Bayangkan operasi psikologis tersebut pada seorang petani yang tengah
berjalan pulang ke rumah dari pasar tengah membawa seekor ayam, seekor rubah,
dan sekarrung gandum. Ia menelusuri jjalan dan melihat sebuah sungai – yaitu
sebuah energi cahaya pada medan visualnya menciptakan pada otaknya beberapa
kegiatan elektrokimia yang dipelajari untuk mengenal sungai. Namun, dia juga
meengetahui bahhwa sungai itu besar – yaitu rangsangan diklasifikasikan serta
dipersepsikan, dan kognisi terjadi sebagai gagasan sebagai sungai yang besar,
yang memberikan arti bagi si petani. Pada tingkat tersebut, si petani mempunyai
suatu masalah dan perlu menggunakan penalaran.
Dalam proses kognisi, manusia sering kali menggunakan jalan pintas
(heuristics) untuk sampai pada suatu kesimpulan atau atribusi (Sarwono, 1997).
Jalan pintas itu, menurut sarwono, digunakan untuk mempercepat proses dan
menghemat energi. Dengan kata lain heuristics dalam mentaldigunakan demi
efisiensi.
Teori psikologi kognitif itu sendiri, dari pandagan psikologi gestalt
di Jerman. Mereka berpendapat bahwa dalam mempersepsikan lingkunganya, manusia
tidak sekedar mengandalkan diri pada apa yang diterima dari pengindraan itu
diatur, saling dihubungkan, dan diorganisasikan untuk diberi makna, selanjutnya
dijadikan awal sebuah perilaku.
1.
Hukum-hukum gestalt
Psikologi Gestalt telah
menyelidiki berbagai faktor atau relasi yang biasanya merupakan syarat-syarat
untuk persepsi sesuatu totalitas atau keseluruhan. Maka disusunlah
sejumlah hukum Gestalt. Jadi,
hukum-hukum Gestalt ini menentukan menurut asas-asas atau pola-pola manakah
suatu Gestalt terjadi dalam suatu medan persepsi
a.
Hukum kedekatan
b.
Hukum kesamaan (similitas)
c.
Hukum garis tertutup
d.
Hukum kontinuitas (kelangsungan)
e.
Hukum gerak bersama
4.Ilusi
Dalam psikologi, ilusi
berarti kesalahan persepsi jika kita melihat sebuah sendok yang akan dimasukkan
ke dalam gelas berisi air putih, kita akan melihat seakan-akan sendok itu
patah, padahal tidak demikian. Kemudian, apabila kita melihat rel kereta api,
seakan-akan kedua rel bertemu pada satu titik di cakrawala, padahal tidak.
Indar kita bisa ditipu
dengan berbagai cara; dan tipuan itu meluas ke alat indar. Namun, dalam
eksperimen-eksperimen psikologi, ilusi visuallah yang paling banyak memperoleh
perhatian. Ilusi yang paling terkenal iayalah ilusi Muller-Lyer.
Para ahli psikologi sering kali menyebut adanya berbagaii macam ilusi,
antara lain:
a.
Ilusi ruang
b.
Ilusi Distorsi
c.
Ilusi arah
d.
Ilusi dalam gambar hidup
Perbedaan persepsi dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:
a.
Perhatian; kita biasanya menangkap
seluruh rangsangan yang ada di sekitar kita sekaligus, tetapi memfokuskan
perhatian kita pada suatuu abjek saja.
b.
Set; adalah harapan seseorang
mengenai rangsangan yang akan timbul.
c.
Kebutuhan; kebutuhan-kebutuhan
seaat maupun yang menetap pada diri seseorang memegaruhi persepsi orang
tersebut. Kebutuhan yang berbeda menyebabkan pula persepsinya.
e.
Sistem nilai; sistem nilai yang
berlaku dalam suatu masyarakat bergantung pula pada persepsinya.
f.
Ciri kepribadian; ciri kepribadian
akan mempengaruhi persepsi. Misalnya, X dan Y bekerja si suatu kantor yang sama
di bawah pengawasan satu orang atasan. X yang pemalu dan penakut memersepsikan
atasannya sebagia tokoh yang menakutkan dan perlu di jauhi.
g.
Gangguan jiwa; gangguan jiwa dapat menimbulkan kesalahan persepsi yang
disebut halusinasi. Berbeda dari ilusi halusinasi bersifat indifidual. Jadi
hanya dialami oleh penderita yang bersangkutan. Penderita skizofrenia,
misalnya, dapat melihat atau mendegar hal-hal yang tidak bisa dilihat atau
didengar oleh orang lain. Atau ia bisa melihat sesuatubbenda jauh berbeda dari
bentuk yang asli; misalnya melihat gundukan tanah sebagai harimau yang hendak
menerkamnya.
salah satu referensi psikologi hukum ---> http://muhammadsarifnur.blogspot.co.id/2016/06/hukum-sebagai-persepsi.html
BalasHapus